Apa Saja Gejala Saraf Kejepit? Begini Penjelasan Dokter

Apa Saja Gejala Saraf Kejepit? Begini Penjelasan Dokter

Saraf kejepit, atau bisa disebut Herniated Nucleus Pulposus (HNP) dalam istilah medis. Disebabkan oleh tonjolan abnormal dari bantalan tulang yang menekan saraf-saraf di tulang belakang. Masalah ini akan memicu sensasi nyeri, baal, hingga kelemahan di bagian tubuh yang terpengaruh saraf yang terjepit. Gejala saraf kejepit ini akan muncul pada pasien secara terus menerus jika tidak dilakukan terapi.

“Tidak semua orang yang mengangkat benda berat akan mengalami saraf kejepit. Tetapi orang yang mengangkat benda berat risikonya lebih besar daripada yang tidak.” ujar dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, dari Lamina Pain and Spine Center kepada Klinik Nyeri pada kesempatan yang lalu.

Selain karena pekerjaan yang mengharuskan seseorang mengangkat bena yang berat. Pada orang-orang tertentu, peluang mengalami saraf kejepitnya menjadi lebih besar justru karena masalah genetik.

“Misal bantalan tulang bisa menonjol itu karena bungkusnya lemah. Pada orang-orang tertentu memang lebih lemah sehingga dia lebih gampang menonjol dan menekan sarafnya,” kata dr Mahdian.

Obesitas, Cidera Menyubang Munculnya Gejala Saraf Kejepit

Pada orang-orang yang mengalami kegemukan, ligamen atau penghubung antar tulangnya menjadi lebih lemah. Jika kondisinya lemah, ini bisa sebabkan tulang bergeser dan sarafnya menjadi terjepit.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Spine Journal oleh Dennis S.Meredith MD dan kawan-kawan. Mengungkap obesitas dapat meningkatkan risiko berulangnya saraf kejepit setelah tindakan microdiscectomy lumbar, sehingga gejala saraf terjepit akan muncul kembali.

Seseorang yang pernah terjatuh hingga mengalami cedera pada sumsum tulang belakang bisa menjadi salah satu penyebab saraf terjepit. Saat saraf yang terluka karena terjatuh digunakan dengan gerakan yang salah atau terlalu dipaksakan, bisa saja saraf kejepit kambuh, atau gejala saraf kejepit menjadi muncul kembali.

Karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter setelah mengalami kecelakaan untuk deteksi dan perawatan lebih lanjut. Kalau sudah kena saraf kejepit, rasanya sakit banget lho!

Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena saraf kejepit adalah masalah usia. Jadi, ketika memasuki usia lanjut penting adanya untuk memperhatikan batas kemampuan tubuh, ini ditujukan agar gejala saraf kejepit seperti diatas tidak muncul pada pasien.

Jangan terlalu memaksakan diri, apalagi sampai harus membawa benda-benda berat tanpa bantuan orang lain. Satu hal lagi, lakukan pemeriksaan ruin ke dokter minimal sebanyak satu kali dalam setahun.