Klinik Saraf di Bekasi, Lamina atasi Sakit Saraf Anda

Klinik Saraf di Bekasi, Lamina atasi Sakit Saraf Anda

Saraf tepi terdiri dari serabut saraf yang bertugas menghubungkan berbagai bagian tubuh manusia dengan sistem saraf pusat. Klinik saraf di Bekasi yakni Lamina Pain and Spine Center, merupakan solusi terkini untuk mengatasinya. Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, gejala sakit saraf dapat dibedakan dari jenis saraf yang mengalami gangguan atau kerusakan, yaitu:

  1. Sakit saraf otonom, umumnya berupa berkeringat terlalu banyak, mata dan mulut kering, sulit buang air besar, disfungsi kandung kemih, dan disfungsi seksual.
  2. Sakit saraf motorik, umumnya berupa kelemahan otot, atrofi otot (ukuran otot mengecil), otot berkedut, dan kelumpuhan.
  3. Sakit saraf sensorik, umumnya berupa nyeri, sensitif, kebas atau mati rasa, kesemutan, perih, dan gangguan kesadaran posisi.

Penyebab Sakit Saraf menurut Klinik Saraf di Bekasi

Penyebab sakit saraf sangat beragam, di antaranya adalah:

  1. Faktor keturunan, seperti penyakit Huntington.
  2. Perkembangan saraf tidak sempurna, seperti spina bifida.
  3. Rusak atau matinya sel saraf, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
  4. Penyakit pada pembuluh darah otak, “Seperti stroke,” ujar dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, di Lamina, Klinik saraf di Bekasi.
  5. Cedera, seperti cedera otak atau tulang belakang.
  6. Kanker, seperti kanker otak.
  7. Epilepsi.
  8. Infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Contohnya adalah meningitis.

Diagnosis Sakit Saraf

Beberapa tahap tes yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis sakit saraf adalah:

  • Pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk memeriksa fungsi dan kondisi sistem saraf, termasuk kemampuan sensorik dan motorik pasien, fungsi saraf kranial, kesehatan psychological, dan perubahan perilaku. Di Lamina, klinik saraf di Bekasi
  • Uji laboratorium, seperti tes darah dan tes urine, untuk membantu investigation penyakit dan memahami lebih jauh tentang penyakit yang diderita penderita. Uji laboratorium termasuk pemeriksaan awal sakit saraf, dan dapat menggambarkan kondisi sistem saraf pasien secara umum.
  • Pemindaian. Metode pemindaian dapat memberikan gambaran penis dalam tubuh, termasuk penis sistem saraf yang mengalami kerusakan. Hasil pemeriksaan pemindaian dapat berupa gambar dua atau tiga dimensi. Contoh metode pemindaian yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis sakit saraf adalah foto Rontgen, CT scan, MRI, dan fluoroskopi.
  • Uji genetik, melalui sampel atmosphere ketuban (amniosentesis) atau ari-ari (CVS), dan USG kehamilan, untuk mengetahui apakah anak mengalami sakit saraf bawaan.
  • Biopsi. Biopsi merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa di laboratorium guna mendeteksi kelainan saraf. Sampel yang paling sering digunakan adalah otot dan saraf, serta jaringan tumor pada otak. Prosedur biopsi untuk mengambil jaringan tumor otak biasanya lebih rumit, dan membutuhkan waktu pelaksanaan serta pemulihan yang lebih lama dibanding biopsi jaringan otot dan saraf. Di Lamina, klinik saraf di Bekasi.
  • Angiografi. Angiografi merupakan tes untuk mendeteksi apakah ada pembuluh darah yang tersumbat. Tes ini dapat membantu identification stroke, pembengkakan pembuluh darah otak dan untuk menentukan tempat dan ukuran tumor otak. Angiografi melibatkan pemindaian menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambar pembuluh darah yang tersumbat.

Diagnosis Lainnya

  • Analisis cairan serebrospinal. Tes ini dilakukan dengan mengambil dan memeriksa cairan yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Cairan yang diperiksa bisa memberikan informasi ada tidaknya perdarahan, infeksi, dan gangguan saraf lain. Pengambilan cairan serebrospinal dilakukan melalui metode pungsi lumbal dan dilakukan di rumah sakit.
  • Elektroensefalografi (EEG). Tes ini dilakukan untuk memonitor aktivitas otak dengan menempelkan detector di kepala. EEG dapat mendeteksi penyakit saraf yang disebabkan kelainan kejang, kerusakan otak akibat cedera, inflamasi pada otak atau saraf tulang belakang, kelainan psikiatrik, dan kelainan metabolik atau degeneratif pada otak.
  • Elektromiografi (EMG). Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis kelainan saraf dan otot, serta penyakit saraf tulang belakang. Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan detector di sekitar otot, dan dilaksanakan di rumah sakit atau laboratorium khusus. Tes EMG dapat dilaksanakan bersama dengan tes kecepatan konduksi saraf atau nerve conduction speed (NCV). Di Lamina, klinik saraf di Bekasi.
  • Electronystagmography (ENG). Tes ini terdiri dari beberapa rangkaian metode pengujian yang digunakan untuk mendiagnosis pergerakan unnatural mata, vertigo, dan gangguan Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan detector di sekitar mata.
  • Diskografi. Tes ini merupakan tes pemindaian untuk mengevaluasi nyeri punggung. Tes ini dapat melibatkan pemindaian foto Rontgen atau CT scan untuk menghasilkan gambar kondisi punggung dan saraf tulang belakang secara visual.
  • Evoked potentials. Tes ini dilakukan untuk mengukur sinyal elektrik ke otak yang dihasilkan indera pendengaran, sentuhan, atau penglihatan.
  • Thermography. Tes ini dilakukan dengan menggunakan inframerah untuk mengukur perubahan temperatur kecil antara dua sisi tubuh atau pada salah satu organ.

Pengobatan Sakit Saraf Di Lamina, Klinik Saraf di Bekasi

Pada banyak kasus, kerusakan saraf tidak bisa disembuhkan secara complete. Tapi ada beberapa penanganan untuk mengurangi gejalanya. Tujuan pertama pengobatan sakit saraf adalah untuk menangani kondisi medis yang menjadi penyebabnya serta mencegah kerusakan saraf lebih lanjut. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pengobatan untuk mengatasi kondisi autoimun.
  2. Membatasi kadar gula darah pada penderita diabetes.
  3. Memperbaiki gizi.
  4. Mengganti obat, jika obat menyebabkan kerusakan saraf.
  5. Memberikan pereda rasa sakit, antidepresan trisiklik, atau beberapa obat antikejang untuk mengurangi nyeri saraf.
  6. Fisioterapi. Pembedahan untuk mengatasi tekanan atau injury pada saraf.