Endoskopi PECD

Endoskopi PECD

Teknologi terkini percutaneous endoscopic cervical discectomy (PECD) sudah dapat dilakukan. Salah satunya di Lamina Pain and Spine Center.

Harapan kesembuhan dengan teknologi PECD ini menjadi lebih baik dibandingkan dengan teknik sebelumnya, misalnya ACDF (anterior cervical discectomy and fusion).

Teknik PECD atau endoskopi leher ini merupakan teknik minimal invasive yang hanya memerlukan sayatan kecil sekitar 7 mm, menggunakan alat endoskopi berupa tabung yang dihubungkan dengan kamera dan monitor, sehingga saraf dapat terlihat sangat jelas.

Mengobati jepitan saraf di area leher (servikal) dengan teknologi PECD dilakukan untuk menghilangkan penonjolan bantalan sendi yang menjepit saraf tulang belakang, sebagai biang keladi nyeri.

Lamina Pain and Spine Center memiliki beberapa dokter bedah saraf yang berpengalaman melakukan PECD.

Teknologi PECD

Lamina Pain and Spine Center juga berinvestasi pada alat teknologi ini karena alat ini berasal dari Jerman yang tidak diragukan lagi kualitasnya apalagi ditambah dengan pengalaman para pakar nyeri dan tulang belakang kami di Lamina Pain and Spine Center.

Pasien sering takut untuk operasi saraf terjepit karena dikhawatirkan akan terjadi risiko kelumpuhan. Dengan teknik operasi PECD, risiko tersebut menjadi minimal. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat berkonsultasi dengan kami di 021-7919 6999.

Bahkan jika Anda dari luar kota sekalipun kami juga memiliki pelayanan antar jemput dengan ambulans dengan harga terjangkau.

Kelebihan metode endoskopi PECD

  • Lebih aman karena dokter dapat melihat secara jelas syaraf tulang belakang dengan bantuan kamera endoskopi saat tindakan operasi dilakukan.
  • Proses pemulihan pasca tindakan lebih cepat, dibandingkan operasi konvensional, karena sayatan operasi yang hanya 7 mm.
  • Pasien lebih cepat beraktifitas, 1 – 2 minggu pasca tindakan.
  • Efek dekompresi yaitu rasa sakit yang dialami pasien bisa langsung ditanyakan saat operasi karena dilakukan dalam lokal anastesi.
  • Karena tidakannya minimally invasive tidak banyak otot cedera, dengan perdarahan minimal.
  • Angka keberhasilannya mencapai 93%
  • Waktu tindakan relatif singkat, hanya ± 45 menit